📰 AstraCoin: Proyek Kripto Baru yang Sedang Mencuri Perhatian

Gambar
  Kapuas, 15 April 2025 – Dalam beberapa minggu terakhir, komunitas kripto internasional mulai ramai membicarakan sebuah token baru bernama AstraCoin (ATC) . Token ini menjadi perbincangan karena diklaim akan meluncurkan fitur-fitur terintegrasi dalam platform World App milik Worldcoin, dan akan segera melakukan launching resmi pada 1 Mei 2025 mendatang . Perkembangan komunitasnya cukup cepat: Jumlah pemegang token (holders) telah meningkat menjadi lebih dari 610 wallet . Grup Telegram resminya telah diikuti oleh lebih dari 3.500 pengguna dari berbagai negara. AstraCoin telah tersedia dalam bentuk Mini App di World App , dan saat ini sedang membuka masa whitelist bagi calon pendukung awal (early supporters), yang akan ditutup dalam 3 hari ke depan. 🔍 Apa Itu AstraCoin? AstraCoin adalah token berbasis teknologi blockchain yang mengklaim akan menghadirkan solusi keuangan terdesentralisasi (DeFi) melalui integrasi aplikasi mini di World App. Selain itu, pengemba...

Huma Hai (Rumah Besar) Loendjoe

Rumah besar yang didirikan pada tahun 1907 ini terletak di Desa Saka Tampak, Kecamatan Kapuas Barat. Rumah ini letaknya tidak jauh dari pelabuhan Mandomai (kearah hulu). Rumah yang terletak di tepi Sungai Kapuas ini dibangun dengan tiang-tiang yang terbuat dari kayu Ulin. Rumah ini terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga dan dapur.
Ruang tamu
Ukuran dari masing-masing ruangan cukup besar. Sebagaimana rumah besar yang lain, rumah ini dibangun tanpa paku, mereka menggunakan pasak yang terbuat dari kayu. Untuk pintunya pun mereka tidak menggunakan engsel, mereka menggunakan penopang dari kayu Ulin. Di jendelanya pun, selain ada jendela juga ada teralis yang terbuat dari kayu, sehingga penghuni rumah ini mengistilahkan mereka seperti berada dalam penjara.

Loendjoe
Rumah ini didirikan oleh Bapak Loendjoe. Beliau mengajak saudara-saudaranya untuk tinggal di rumah ini.
Bapak Sinto dan Ibu Amelia
Salah satu dari saudaranya yang tinggal di rumah ini adalah Bapak Sinto bersama dengan istrinya, Ibu Amelia. Selain itu juga ada saudara mereka yang lain yang tinggal di rumah ini. Mereka semua tinggal di ruang tengah yang cukup lebar, hanya dibatasi oleh kelambu untuk masing-masing keluarga.

Berbeda dengan rumah betang yang terletak di Desa Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau yang memiliki koleksi belanga dan gong, rumah ini tidak memiliki benda-benda kuno. Ketika ditanyakan kepada penghuni rumah, mereka mengatakan bahwa dulunya benda-benda kuno tersebut ada di rumah tersebut, tapi karena keluarga-keluarga yang pernah tinggal di rumah ini pergi, mereka membawa serta benda-benda kuno tersebut.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah telah menjadikan rumah ini sebagai salah satu dari dua Benda Cagar Alam dan Situs Bersejarah di Kabupaten Kapuas. Menurut keterangan dari penghuninya, rumah ini sudah dua kali mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk perbaikan atapnya. Saat ini mereka sangat membutuhkan bantuan untuk perbaikan dapur.
Dapur
Sebenarnya ukuran dapur ini sangat besar yaitu 12 x 8 meter persegi, tapi karena tidak ada dana untuk memperbaikinya, akhirnya sebagian besar lantai sudah rusak, meskipun tiang ulinnya masih ada. Yang tampak diatas adalah bagian yang masih tersisa. Mudah-mudahan Pemerintah Kabupaten Kapuas dapat memberikan bantuan untuk dapat memperbaiki Benda Cagar Budaya dan Situs Bersejarah ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan